Model Pembelajaran Kuantum ( Quantum Learning )
Quantum pada dasarnya merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Bobby De Porter dan Mike Hernacki (2011) menganalogikan quantum learning dengan rumus dalam fisika kuantum E = mc2 yang artinya massa kali kecepatan cahaya adalah energi. Mereka berpendapat semua kehidupan adalah energi. Mereka menganalogikan energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.
Bobby de Porter dan Mike Hernacki (2011), menjelaskan awal mula dari quantum learning yaitu berawal dari upaya Dr.Georgi Lozanov seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “sugestology” atau “sugestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitiannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan siswa dengan kondisi nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar dan informasi utama dan menyediakan guru-guru terlatih dalam seni pengajaran sugestif.
Bobby De Porter (2011:14) menjelaskan aspek-aspek penting dalam quantum learning yang meliputi pemercepatan belajar dan program neurolinguistik (NLP). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai cara belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan diringi dengan suasana menyenangkan dan gembira. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Semua unsur-unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
Program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif yang merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.
Dari definisi dan penjelasan menurut Bobby De Poter dan Make Hernacki (2009) , maka model pembelajaran kuantum (Quantum Learning) didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum learning menggabungkan sugesti (sugestology), teknik pemercepatan belajar, dan teknik memaksimalkan dan mengatur kinerja otak (NLP) dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu.
Quantum
learning merupakan
sebuah model pembelajaran efektif yang memuat kiat, strategi dan seluruh proses
belajar yang dapat meningkatkan hasil yang maksimal dengan membuat proses
belajar dalam keadaan nyaman dan menyenangkan. Quantum learning adalah model pembelajaran tentang bagaimana cara
belajar siswa yang efektif untuk mendapatkan hasil
yang sama dengan kecepatan cahaya. Cara belajar ini diterapkan pada metode
tertentu dengan teknik dan unsur-unsur pada pembelajaran quantum learning yang meliputi membaca quantum, mencatat quantum,
menghafal quantum dan pemanfaatan kondisi gelombang otak atau memaksimalkan
kinerja otak dalam keadaan nyaman (Agus Nggermanto, 2002).
Agus N. Cahyo (2013:159) berpendapat bahwa “quantum learning adalah pembelajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain”. Model pembelajaran kuantum mempunyai makna bahwa quantum learning harus bersifat menyenangkan untuk peserta didik dengan memperhatikan unsur-unsur yang mendukung pada saat proses pembelajarannya seperti lingkungan belajar yang dirasa aman dan nyaman oleh peserta didik, penataan tempat duduk yang dirasa nyaman serta melibatkan fasilitas-fasilitas kelas untuk berfungsi secara baik dan efektif dalam pembelajaran. Dari beberapa definisi tentang pembelajaran kuantum (quantum learning) di atas maka quantum learning dapat dikatakan sebagai penerapan pembelajaran yang lebih melihat kemampuan dari peserta didik berdasarkan kelebihan dan kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Kerangka yang dibangun dalam pembelajaran ini adalah adanya sikap positif pada diri peserta didik dengan meyakinkan peserta didik bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan pikiran yang tidak terbatas.
Model pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan (Agus Cahyo 2013:161-162). Prinsip-prinsip tersebuat adalah sebagai berikut :
1) Segalanya berbicara
Segalanya berbicara mempunyai arti segalanya mengirimkan pesan dan nilai-nilai kepada siswa. Dimulai dari lingkungan kelas hingga rancangan pelajaran guru, kertas yang dibagikan kepada siswa serta bahas atubuh dari guru semuanya harus mengirim pesan dan nilai positif tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan
Segala yang terjadi dalam pembelajaran mempunyai tujuan. Segala yang terjadi dalam pengubahan guru juga harus mempunyai tujuan. Unsur-unsur yang digunakan baik berupa alat atau media dan bahan ajar mempunyai tujuan untuk dalam pencapaian quantum learning tersebut.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Proses belajar yang baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
4) Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5) Rayakan Setiap Keberhasilan
Perayaan adalah umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Selain prinsip utama pada pembelajarannya, sebagai model pembelajaran yang menerapkan gabungan dari sugestology , pemercepatan belajar dan NLP dengan kondisi nyaman dan suasana menyenangkan dengan menggunakan metode tertentu untuk mengefektifkan hasil belajar siswa, maka model ini mempunyai karakteristik pembelajaran yang khas ( Bobbi de Porter & Mike Hernacki 1992 ).
De Porter (2009) dalam Agus N. Cahyo (2013:165) menjelaskan karakteristik dari quantum learning sebagai berikut :
1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
3) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
4) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
5) Pembelajaran kuantum sangta menekankan kealamiahan dan kewajiban proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
6) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
sumber :
Sumber Asli :
Sumber Asli :
De Porter, Bobby And Hernacki, Mike. (2011). Quantum Learning (Edisi Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman). Bandung : Mizan Media Utama.
Trianto. (2002). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Pranada Media Group.
0 comments:
Post a Comment