KARANG TARUNA

http://hanif40.blogspot.com/

February 19, 2012

GUMUK PASIR (SAND DUNES) "rangkuman belajar"


GUMUK PASIR (SAND DUNES)
A.  PENGERTIAN
Gumuk pasir merupakan gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin dan merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah kering.
Pada gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angin berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.
Proses terjadi gumuk pasir diawali dengan berhembusnya angin yang membawa butiran-butiran pasir yang membentuk bentukan alam dan disebut dengan bentang alam eolean (eolean morphology). Dan fenomena tersebut biasa di jumpai di daerah gurun tetapi untuk daerah tropis seperti Indonesia juga banyak di jumpai.
      Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin (aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.
B.  BENTUK - BENTUK GUMUK PASIR
          Bentuk gumuk pasir bermacam - macam tergantung pada faktor - faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk dapat dikelompokan dalam berbagai macam tipe diantaranya :
·      bentuk melintang (transverse),
·      sabit (barchan),
·      parabola (parabolic),
·      dan memanjang (longitudinal dune).

·      Gumuk Pasir Bintang (star dune)

1.      Gumuk Pasir tipe Melintang (Transverse).
          Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Dikarenakan proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.
Gambar 1: gumuk pasir tipe melintang
2.    Gumuk Pasir Tipe Barchan (Barchanoid Dunes).
          Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
Gambar 2 : gumuk pasir tipe barchan dune
3.    Gumuk Pasir Tipe Parabola (Parabolic).
gambar 3 : gumuk pasir tipe parabola
          Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Dimungkinkan dahulunya gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.
4.    Gumuk Pasir Tipe Memanjang (Longitudinal Dune).
          Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain.
Gambar 4 : gumuk pasir tipe memanjang
 
Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.
5.    Gumuk Pasir Bintang (star dune)
gambar 5 : gumuk pasir bintang ( star dune )
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

C.  FENOMENA BENTUKAN  “GUMUK PASIR”  DI INDONESIA
          Gumuk pasir atau sand dune adalah bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (aeolin). Angin yang membawa pasir dan kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk gumuk pasir. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun uniknya di Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang terdapat di pantai selatan Jawa tersebut merupakan satu - satunya di Indonesia. Terbentuknya gumuk pasir di pantai selatan tersebut merupakan hasil proses yang dipengaruhi oleh angin, Gunung Merapi, Graben Bantul, Serta Sungai Opak dan Progo.
a.    Pengaruh dari Gunung Merapi
Material yang ada pada gumuk pasir di pantai selatan Jawa berasal dari Gunung Api Merapi dan gunung gunung api aktif lain yang ada di sekitarnya.
Material berupa pasir dan material piroklastik lain yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi. Akibat proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh aliran sungai, misalnya pada Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci. Aliran sungai kemudian mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan.
b.    Pengaruh angin
          Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang berupa pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin yang besar, maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free dunes maupun impended dunes. .Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah tenggara, hal ini menyebabkan sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia. Selain itu, karena arah tiupan angin tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke arah datangnya angin.
Citra daerah gumuk pasir parangtritis yang menunjukkan adanya pengaruh angin muson tenggara. ( Sumber : wikimapia.org, 2008)
c.    Pengaruh Sungai.
Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya beberapa aliran sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan sungai Progo pada bagian barat. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi terbawa oleh aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian menyatu membentuk orde sungai yang lebih besar hingga menyatu membentuk sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material pasir sampai ke laut, terdapat interverensi dari ombak laut sehingga material mengendap pada pantai selatan dan selanjutnya diterbangkan oleh angin. Pada pantai selatan Jawa, material tersebut tidak diendapkan pada bagian depan dari sungai yang pada akhirnya membentuk delta, hal ini disebabkan karena kuatnya arus dan gelombang laut pantai selatan serta arahnya yang berasal dari tenggara menyebabkan material terendapkan pada bagian barat sungai.
d.   Pengaruh Graben Bantul
       Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju Samudra Hindia dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini telah banyak terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa Tengah dan DIY, sebagian daerah tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial, Salah satunya adalah yang terjadi pada daerah bantul yang berupa graben. Graben adalah blok patahan yang mengalami penurunan diantara dua blok patahan yang naik yang disebut dengan horst. Pada bagian timur graben, terdapat Perbukitan Batur Agung, sedangkan pada bagian barat terdapat Perbukitan Manoreh. Akibat adanya patahan tersebut, maka batuan pada zona pertemuan kedua blok tersebut menjadi lemah sehingga mudah tererosi dan pada akhirnya membentuk sungai yang disebut dengan sungai patahan yang ditemui misalnya pada Sungai Opak-Oyo. Salah satu ciri sungai patahan yang diamati adalah adanya kelurusan sungai pada sepanjang garis patahan.








DAFTAR PUSTAKA
Sumber Referensi :
Danang Endarto, ST.,M.Si. 2007. GEOMORFOLOGI DASAR. SURAKARTA : UPT Penerbitan Dan Pencetakan UNS ( UNS PRES )
www.Warta Warga.com
http://www.9mortgage.info/ sand dunes
www.blogspot.com “Fadil hanafi, budi geologist”
Google search

4 comments:

Ogi Mahendra said...

good your blog,,, i like it..
blog penghijauan dunia adalah hal yang sangat baik.. bagaimana kalau kita bekerja sama untuk mempublikasikan blog penghijauan bumi .. :)
#saran

FLEDERMOUSE FUTSAL CLUB said...
This comment has been removed by the author.
CASN said...

oke2 gan...
bisa di coba,,,
namun saya dpt dikatakan masih agak sibuk karena tugas kuliah "study" .. so.. banyak waktu saya tersita untuk kuliah dan tugas.... tapi tetep go green...
thanks gan....

Ogi Mahendra said...

iya, sama halnya dengan saya yang sibuk dngan ujian nasional dan sekarang telah waktunya libur.. namun saya juga sangat senang jika kita terus meningktkan go green.. :)
lain waktu mungkin kita bisa meningktkan bersama. bagaimna?